Kalbe.co.id - Injeksi triamcinolone acetonide intralesi (TAIL) telah digunakan untuk terapi keloid, tetapi dengan keberhasilan yang terbatas. Keloid merupakan jaringan ikat yang tidak normal yang tumbuh melebihi luas luka asal yang biasanya disertai rasa gatal.
Interferon-alfa (IFN-alfa) merupakan interferon yang digunakan secara luas yang mempunyai efek antivirus, antiproliferatif dan antitumor. Terapi intereron dapat digunakan untuk terapi keloid karena kemampuannya mengurangi sintesis kolagen dalam fibroblas dermal. Granstein dkk telah melaporkan berkurangnya ketebalan keloid hingga 30% setelah injeksi IFN-alfa 3 kali seminggu selama 3 minggu.
Beberapa studi juga telah dilakukan untuk menilai efikasi IFN-alfa 2b dalam uji klinik dengan kontrol untuk terapi keloid. Salah satu studi adalah studi yang membandingkan efikasi dan efek samping terapi keloid dengan menggunakan IFN-alfa 2b dan injeksi triamcinolone acetate intralesi (TAIL) serta TAIL saja.
Studi tersebut melibatkan 19 pasien (14 wanita dan 5 pria berusia 7-51 tahun) di mana 12 lesi diberikan kombinasi TAIL dengan IFN-alfa 2b dan 20 lesi kontrol diberikan TAIL saja. Kedua kelompok diterapi dengan TAIL setiap 2 minggu dan kelompok kombinasi diterapi dengan injeksi IFN-alfa 2b intralesi 2 kali seminggu.
Hasilnya menunjukkan bahwa pada kelompok kombinasi TAIL dengan IFN-alfa 2b terdapat penurunan yang bermakna secara statistik dalam hal ketebalan lesi (81,6%, p=0,005) dan volume lesi (86,6%, p=0,002). Pada kelompok TAIL saja, penurunan ketebalan lesi hanya 66,1% (p=0,281) dan penurunan volume lesi hanya 73,4%, p=0,245) yang secara statistik kurang bermakna.
Efek samping utama adalah demam dan gejala mirip flu, nyeri ringan dan inflamasi pada tempat injeksi.
Dari studi tersebut disimpulkan bahwa injeksi IFN-2b intralesi merupakan terapi yang efektif dan aman untuk keloid. Meskipun tingkat kekambuhan belum diketahui, namun lebih dari 80% perbaikan ditemukan pada kebanyakan kasus. Oleh karena itu tambahan injeksi IFN-alfa 2b intralesi sebaiknya dipertimbangkan, khususnya pada pasien yang mempunyai riwayat kegagalan terapi dengan injeksi kortikosteroid.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar